LAPORAN
PENELITIAN
TENTANG
BELIMBING
WULUH
(
Averrhoa bilimbi L. )
O
L
E
H
LIATISSANI
EFTIKASARI
X
IPA 1
SMA
NEGERI 1 AIKMEL
Jln.PENDIDIKAN
NO.35 AIKMEL LOTIM NTB
TAHUN
AJARAN 2014/2015.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran allah swt
atas rahmat dan karunia-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini..Laporan ini membahas “BELIMBING
WULUH”
Tujuan penulisan pembuatan laporan ini
untuk mengingatkan kepada para pembaca bahwa Belimbing Wuluh memiliki banyak manfaat.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada guru pembimbing yang telah membantu saya dalam mengerjakan laporan ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang juga sudah memberikan konstruksi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Tentunya saya sadar bahwa dalam laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan saya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan keritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Mungkin hanya ini yang saya dapat
berikan kepada pembaca dari hasil laporan ini. Karena itu saya berharap semoga
laporan ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi kita bersama. Semoga laporan
yang saya buat ini dapat membuat kita menuju kehidupan yang lebih baik lagi.
AIKMEL, 28 Februari 2015
i
Daftar
Isi
KATA
PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I.
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A.Latar Belakang.............................................................................................................1
B.Tujuan..........................................................................................................................1
C.Manfaat........................................................................................................................2
BAB II.
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A.Definisi
Belimbing wuluh..........................................................................................3
B.
Nama lokal belimbing wuluh ...................................................................................3
C.Klasifikasi
dan Morfologi Belimbing wuluh..............................................................4
D.Kandungan
Gizi belimbing wuluh.............................................................................5
E.Khasiat belimbing wuluh ...................................................................................5,
6, 7
F.
Alat dan bahan.......................................................................................................7,
8
G.
Cara membudidayakan belimbing wuluh......................................8,
9, 10, 11, 12, 13
BAB III.
PENUTUP...........................................................................................................................14
KESIMPULAN
..............................................................................................................................14
LAMPIRAN.....................................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Banyak
tanaman di Indonesia yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun
belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh merupakan tumbuhan berjenis
pepohonan yang hidup di ketinggian dari lima sampai 500 meter diatas permukaan
laut. Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau
persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, ia sudah
mulai berbuah, yang setahunnya bisa mencapai 1.500 buah perpohon. Buahnya
lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna
kekuningan kusam, mengandung banyak air dan rasanya asam segar. Setiap musim
belimbing, tanaman belimbing wuluh banyak menghasilkan buah, dikarenakan
buahnya bergerombol. Bisa dimengerti, karena keasamannya ini kehadiran
belimbing wuluh seakan terabaikan. Ia terhitung jarang ditanam apalagi sampai
dikebunkan seperti belimbing manis. Sebab, kata kebanyakan penggemar tanaman
buah, tanamannya saja tidak dapat diandalkan untuk ditanam di pekarangan
sebagai sumber keteduhan. Padahal tanaman ini mudah ditanam dan diperbanyak.
Padahal
secara tradisional tanama ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai
penyakit seperti mengobati batuk, batuk rejan, batuk untuk anak, reumatik, obat
sariawan, obat jerawat, panu, gondongan, obat sakit gigi, mengobati darah tinggi,
diabetes, pegal linu dst.
B. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui khasiat dari belimbing wuluh
2. Untuk mengetahui apakah belimbing
wuluh bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
1
C. MANFAAT
1.Dapat
memberikan solusi kepada semua orang tentang bagaimana cara mengolah belimbing
wuluh agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2.Dapat
memberikan informasi dan menambah wawasan kepada para pemaca.
3.Hasil
yang di peroleh di harapkan dapat membantu masalah yang di alami oleh para
pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
BELIMBING WULUH
Belimbing Wuluh atau disebut juga Belimbing Sayur, Belimbing
Asam atau Belimbing Buluh
dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah
berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau
campuran jamu. Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal dari
kepulauan Maluku dan kini tersebar keseluruh Indonesia dan negara-negara
sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka.
B.NAMA
LOKAL BELIMBING WULUH
- Bahasa
Bugis Soppeng: Caleneng,
- Aceh:
Limeng ungkot, bohlimeng
- Gayo:
selemeng
- Batak: asom,
belimbing, balimbingan
- Nias:
malimbi,
- Minangkabau:
balimbieng,
- Melayu:
belimbing asam,
- Lampung:
balimbing,
- Sunda:
calincing, balingbing,
- Jawa:
blimbing wuluh,
- Madura:
bhalingbhing bulu,
- Bali:
blingbing buloh,
- Bima:
limbi,
- Flores:
balimbeng,
- Sawu: libi,
- Sangir:
belerang,
- Banjarmasin:
Belimbing tunjuk.
- Makassar :
Bainang
3
C. KLASIFIKASI
DAN MORFOLOGI
v Klasifikasi
ü Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
ü Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh )
ü Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji )
ü Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan
berbunga )
ü Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
ü Sub
Kelas : Rosidae
ü Ordo : Geraniales
ü Famili
: Oxalidaceae (suku
belimbing-belimbingan)
ü Genus : Averrhoa
v Morfologi
Tanaman ini secara umum mempunyai tinggi yang bisa mencapai 10 m, dengan
batang berukuran sedang (diameter sekitar 30 cm). Batangnya kasar benjol-benjol
dengan percabangan sedikit yang cenderung mengarah ke atas. Cabang yang muda
berambut halus seperti beludru dengan warna coklat muda. Daunnya berupa daun
majemuk, menyirip ganjil dengan anak daun berjumlah 21 – 45 pasang. Anak
daunnya bertangkai pendek dengan bentuk bulat telur sampai jorong, ujung
runcing, pangkal membundar, tepi rata, dengan panjang 2 – 10 cm dan lebar 1 – 3
cm. Warna daun hijau, dengan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda.
Bunganya berupa malai berbentuk kecil serupa bintang, berkelompok, keluar dari
batang atau percabangan yang besar, dan berwarna ungu kemerahan. Buahnya
berbentuk bulat lonjong bersegi dengan panjang 4 – 6.5 cm, berwarna hijau
kekuningan, berair banyak (jika masak), rasa asam. Biji berbentuk bulat telur
gepeng (Dalimarta,
2004).
4
D.KANDUNGAN
GIZI BELIMBING WULUH
v
Kandungan Gizi Belimbing sayur,
belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing asam per 100 g bagian yang
bisa dimakan :
*
Kelembaban : 94,2-94,7 g
*
Protein
: 0,61 g
* Ash
: 0,31-0,40 g
* Fiber
: 0.6g
*
Fosfor
: 11.1 mg
*
Kalsium
: 3.4 mg
*
Besi
: 1,01 mg
*
Thiamine :
0,010 mg
*
Riboflavin : 0,026 mg
*
Karoten
: 0,035 mg
* Ascorbic
Acid : 15,5 mg
*
Niacin
: 0,302 mg
E.KHASIAT BELIMBING WULUH
Selain
dijadikan penyedap masakan dan campuran rujak, belimbing wuluh juga kerapkali
digunakan sebagai obat tradisional. Berikut ini beberapa contoh cara
memanfaatkan belimbing wuluh untuk pengobatan.
1. Belimbing Wuluh Mengobati Batuk
Belimbing wuluh bisa dijadikan
sebagai obat batuk. Ambil
bagian bunga, daun dan buah belimbing wuluh sebanyak satu genggam saja. Cuci
bersih kemudian rebus dengan 4 gelas air bersama gula batu hingga tersisa 2
gelas. Setelah dingin, airnya disaring dan diminum dua kali sehari secara
rutin.
2. Mengatasi Batuk Rejan
Untuk menyembuhkan batuk rejan,
gunakan buah belimbing wuluh saja. Caranya ambil 10 buah buah belimbing wuluh
kemudian remas-remas dan campur dengan 2 sendok air garam. Saring airnya dan
diminum dua kali sehari. Atau bisa juga buah belimbing manis ini dijadikan
sebagai manisan, kemudian dimakan.
5
3. Obat Batuk untuk Anak
Khasiat Belimbing wuluh sebagai
obat batuk memang tidak perlu diragukan lagi. Nenek moyang kita kerap
menggunakannya sebagai obat batuk
anak. Bahan yang diperlukan adalah 1 genggam daun
belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan 1 gelas air. Setelah
dicuci bersih semua bahan ditim selama kurang lebih satu jam. Saring airnya dan
minum 2 kali sehari sewaktu perut kosong.
4. Mengobati Rematik
Daun dan buah Belimbing wuluh
bisa digunakan untuk obat rematik
tradisional. Tentunya dicampur dengan bahan-bahan alami
berkhasiat lainnya. Caranya, ambil 100gram daun belimbing wuluh yang masih
muda, 10 butir cengkeh dan 15 butir merica. Semua bahan digiling hingga halus
kemudian tambahkan cuka secukupnya, aduk rata hingga membentuk adonan seperti
bubur. Oleskan adonan ini ke bagian tubuh yang sakit sebagai param.
Cara yang kedua menggunakan
buahnya. Sediakan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia
champaca L.), 15 biji cengkeh dan 15 butir lada hitam. Semua bahan digiling
hingga halus kemudian campurkan dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1
sendok makan minyak kayu putih. Adonan tersebut digunakan untuk mengurut bagian
tubuh yang sakit.
5. Obat Sariawan Tradisional
Buah belimbing sayur ini juga
sering digunakan sebagai obat sariawan. Caranya,
sediakan bahan-bahannya berupa 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1
buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas dan 3/4 jari
pulosari. Semua bahan ditumbuk hingga halus dan campurkan dengan 3 sendok makan
minyak kelapa. Saring airnya dan oleskan pada bagian mulut yang luka akibat
sariawan.
6. Mengobati Panu
Meski tidak mematikan, panu
merupakan penyakit yang memalukan. Karena kulit yang terkena panu akan belang
putih seperti zebra. Namun anda tidak perlu khawatir jika terkena panu karena
bisa diatasi dengan ramuan berikut ini:
Tumbuk hingga halus 10 buah belimbing wuluh dan kapur sirih sebesar biji asam
jawa. Aduk hingga tercampur rata. Ramuan tersebut dipakai untuk menggosok
bagian tubuh yang terkena panu. Lakukan secara rutin 2 kali sehari dan lihat hasilnya.
6
7. Mengobati Penyakit Gondongan
Untuk mengobati penyakit
gondongan, yang diperlukan adalah 10 ranting muda Belimbing wuluh berikut
daunnya dan 4 butir bawang merah. Cuci bersih semuanya lalu ditumbuk
hingga halus. Balurkan ramuan tersebut di tempat yang sakit.
8. Obat Sakit Gigi Tradisional
Untuk membuat obat sakit
gigi tradisional caranya sangat mudah. Ambil
beberapa buah belimbing wuluh lalu cuci hingga bersih. Kunyah buah belimbing
wuluh tersebut bersama dengan garam secukupnya. Lakukan berulangkali hingga
rasa sakit pada gigi hilang dengan sendirinya.
9. Mengobati Darah Tinggi
Darah tinggi merupakan sesuatu
yang berbahaya karena dapat memicu penyakit-penyakit yang lebih serius. Untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, ambil 3 buah belimbing wuluh kemudian dipotong
menjadi 3 bagian. Rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu gelas.
Setelah dingin, airnya disaring dan diminum setelah sarapan pagi.
10.Mengobati Diabetes
Cuci bersih 6 buah Belimbing
wuluh kemudian dihaluskan. Rebus dengan dengan segelas air hingga mendidih dan
tersisa setengahnya. Setelah dingin, airnya diminum dua kali sehari. Lakuakn
secara rutin dan hindari makanan serta minuman dengan kadar gula tinggi.
11.Mengobati Pegal Linu
1 genggam daun belimbing wuuh yang
masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu di tambahkan
cuka secukupnya. Lumurkan ke tempat yang sakit.
F. ALAT DAN BAHAN
v Alat:
- Sendok
- Mangkok
- Pisau
- Belender
- Kuas wajah
7
v Bahan:
- 6 Buah Belimbing
wuluh
- Air
- Bubuk belerang
- Jeruk
nipis
v Cara kerja:
- Cuci Buah
Belimbing wuluh dengan menggunakan air sampai bersih.
- Potong
Buah belimbing yang sudah di bersihkan tadi dengan ukuran yang kecil-kecil.
- Masukkan 6
Buah Belimbing wuluh yang sudah di potong
dan ½ sendok teh Bubuk belerang ke dalam belender lalu tambahkan air
sedikit saja
- Haluskan
semua bahan yang sudah di masukkan tadi sampai benar-benar halus
-Setelah
halus, tuangkan ke dalam mangkok, lalu tambahkan 2 sendok makan air perasan
jeruk nipis ke dalam bahan yang sudah halus kemudian aduk secara mrata.
- Setelah
semuanya sudah siap, Oleskan
ramuan tadi pada wajah yang berjerawat dengan mengunakan kuas wajah, tetapi
bisa juga dengan menggunakan tangan.
-Lakuakn secara rutin 2 sampai 3
kali sehari.
G.CARA MEMBUDIDAYAKAN BELIMBING WULUH
Pembibitan
1)
Persyaratan Benih
Teknologi produksi bibit unggul
Belimbing wuluh harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan
secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara
generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan
berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan
generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah
(onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.
8
2) Penyiapan Benih
Penyiapan bibit unggul Belimbing
wuluh dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan &
enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi,
enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari
biji-pembiakan generatif. Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji
belimbing sebagai berikut:
- Pilih buah belimbing yangg sudah
matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul
nasional ataupun lokal.
- Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan
cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
- Cuci biji belimbing dengan air
bersih hingga bebas dari lendirnya.
- Keringanginkan biji belimbing
ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
- Simpan biji belimbing dlm suatu
wadah tertutup rapat & berwarna,
atau langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
- Tentukan areal utk lahan persemaian
di tempat yg strategis & tanahnya subur.
- Olah tanahnya cukup dlm antara
30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.
- Tambahkan pupuk kandang yg matang
& halus sebanyak 2 kg sambil
dicampurkan dengan tanah atas secara merata.
- Tancapkan tiang-tiang bambu
setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula
palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
Cara
menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
- Rendam biji belimbing dalam air
dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
- Kecambahkan biji belimbing dgn cara
disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa
waktu.
9
- Semai biji belimbing yang telah
berkecambah pada lahan persemaian. Caranya adalah biji disebar di
sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar
10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
- Biarkan kecambah tumbuh &
berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
:
- Penyiraman (pengairan) secara
kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
- Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea,
ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dlm air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk
disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
Pengendalian hama atau penyakit dgn
cara memotong bagian yg terserang parah, perbaikan drainase tanah &
penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yg
dianjurkan.
Pemindahan Bibit
Pendederan
bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau
lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.
Pengolahan Media Tanam
1)
Persiapan
- Luasan minimum yang diperlukan untuk
operasional pembibitan adalah 2.000 m 2 , yang dapat menampung bibit
sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dapat
disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama
dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai
indikator alami ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau,
karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg banyak mengandung air. Ciri
lain lahan yang mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu
lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbing di dataran
rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50–200
cm dibawah pemukaan tanah & memiliki
pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik,
aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di
daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
2) Pembukaan Lahan
- Tentukan areal lahan yang strategis
& subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan &
pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur,
kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang
telah diolah pupuk kandang yang matang & halus sebanyak 2 kg/m sambil dicampurkan
dengan tanah atas secara merata, & dirapikan dengan alat bantu papan
kayu atau bambu atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.
Teknik
Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanam
- Penentuan jarak tanam & pola
tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya,
bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing
dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5
x 5 m dgn pola tanam dlm bentuk kultur perkebunan secara permanen &
dipelihara intensif.
2) Pembuatan Lubang Tanam
- Sebelum bibit ditanam, terlebih
dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang
digali sedlm 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang
diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setlah cukup dianginkan, tanah
dibagian atas dicampur dgn pupuk kandang ayam dgn perbandingan 1:1. Selain
itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam.
Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang.
11
3) Cara Penanaman
- Lubang yang sudah dipersiapkan untuk
ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami,
tetapi dibiarkan selama 1 minggu setlah itu baru ditanami. Bila yang
ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus
dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17
ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu
penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini
bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam
penyerbukannya.
Panen Buah Belimbing
- Umur panen (petik) buah belimbing
sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan
& iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah
belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari
setlah bunga mekar. Ciri buah belimbing yg sudah saatnya dipanen adalah
ukurannya besar (maksimal), telah matang & warna buahnya berubah dari
hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal
ini tergantung dari varietas belimbing.
Cara
Panen Belimbing
- Cara panen buah belimbing dilakukan
dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara
kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling
baik adalah pagi hari, saat buah masih segar & sebelum cuaca terlalu
panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan
(ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau
rusak.
Periode
Panen
- Periode panen buah Belimbing wuluh ,
umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setlah tanam. Pembungaan &
pembuahan Belimbing wuluh dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen
paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.
12
Prakiraan
Produksi
- Potensi hasil/produksi buah Belimbing
wuluh varietas unggul yangg ditanam di kebun secara permanen &
dipelihara intensif dapat mencapai antara 150–300 buah/pohon/tahun. Bila jarak
tanam 5 x 5 m dengan populasi per-hektar antara 250–400 pohon dengan
produktivitas 150–300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram,
maka tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton.
Tahapan
penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:
- Kumpulkan buah belimbing wuluh di
suatu tempat atau ruangan yg teduh. Pilih buah bedasarkan tingkat
kematangan & ukuran yg seragam. Pisahkan (buang) buah yg rusak, cacat
atau diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yg mungkin
menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus). Simpan buah belimbing dlm
wadah & ruangan (tempat) yg dingin utk persediaan keluarga, atau
simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu
antara 5-20 derajat C. Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgn plastik
regang atau kertas tissue atau polysterene net. Masukkan buah belimbing ke
dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton yg bagian dasar & dindingnya
dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah
belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah
belimbing yg sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan.
Buah Belimbing wuluh dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan
berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang
bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu,
nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia,
daerah asal.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPILAN
Berdasarkan
dari data yang saya peroleh dapat disimpulkan bahwa Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki
banyak sekali manfaat dan khasiat dalam kehidupan sehari-hari seperti mengobati
pegal linu, maupun sakit gigi dan batuk. Ternyata belimbing wuluh juga
mengandung protein dan kalsium, dimana kandungan itu sanga berpengaruh terhadap
tubuh kita terutama protein. Belimbing wuluh juga terkenal sebagai belimbing
asam dan di sebut juga sebagai belimbing sayur. Karena ternyata belimbing wuluh
bisa di buat sebagai sayur-sayuran daripada Belimbing manis. Walaupun Belimbing
wuluh lebih asam dari Belimbing manis, namun ternyata Belimbing Wuluh sagat
kaya akan khasiat, kandungan gizi dan juga sangat membantu dalam kehidupan
shari-hari.
14
LAMPIRAN
15
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
Dharma, A.P. (1987). Indonesian
Medicinal Plants [Tanaman-Tanaman
Obat Indonesia]
16