Selasa, 16 Agustus 2016

LAPORAN HASIL PENGUKURAN KELAS X IPA 1


LAPORAN HASIL PENGUKURAN KELAS X IPA 1
Description: F:\LOGO.jpg
NAMA KELOMPOK:
Rounded Rectangular Callout: Puji alia hadyani
Desi ratjaya ningsih
Liatissani eftikasari
Gesilia apriliani
Latifa wahyu septi adi n
 








Kata pengantar

Dengan rahmat tuhan yang maha esa, alhamdulilah laporan hasil pengukuran ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangannya. Semuanya atas kerja sama kelompok kami yang yang selalu memberikan dukungan, serta bapak ibu guru yang selalu membimbing dan memberika masukan kepada kami.
Dalam melakukan pengukuran ini kami mendapatkan pelajaran yang berharaga, sehingga kami dapat membedakan berbagai macam alat ukur dan kegunaannya masing-masing ,serta juga bisa mengetahui ukuran masing-masing benda.
Apabila ada kesalahan dalam laporan pengukuran ini, kami selaku pembuat laporan meminta maaf, karena kami masih dalam peroses pembelajaran. Atas perhatian dan kerja sama pihak yang bersangkutan kami mengucapkan terima kasih.







PENYUSUN





DAFTAR ISI
BAB I
1      Latar belakang………………………………………………………………………………………………1
2     Rumusan masalah …………………………………………………………………………………………2  
3     Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………3
4     Manfaat…………………………………………………………………………………………………………4


BAB 2
1.     Alat dan bahan……………………………………………………………………………………………5
2.    Cara kerja…………………………………………………………………………………………………..6
3.    Analisis data………………………………………………………………………………………………7


BAB 3
1.     Hasil penelitian…………………………………………………………………………………………8
2.    Pembahasan……………………………………………………………………………………………….9
3.    Kesimpulan…………………………………………….………………………………………………….10
4.    Gambar hasil penelitian………………………………………………………………………….11
5.    Daftar pustak………………………………………………………………………………………….12











BAB 1
·         LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini banyak alat-alat ukur yang dapat digunakan dengan berbagai macam kegunaan, salah satunya adalah mistar yang banyak di gunakan untuk mengukur panjang suatu benda, jangka sorong juga salah satu benda yang mempunyai banyak kegunaan yaitu dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, panjang benda, kedalaman, dan lebar. Selain itu juga ada yang namanya micrometer sekrup, alat ini dapat mengukur ketebalan suatu benda bahkan benda yang sangat tipis sekalipun seperti rambut, kawat dan lain-lain. Terakhir adalah neraca ohus atau yang lebih dikenal dengan timbangan, alat ini dapat digunakan untuk mengukur masa suatu benda. Dan ternyata dengan  melakukan pengukuran kita dapat mengetahui berbagai macam ukuran suatu benda dengan pasti tanpa mengada-ada.

·         RUMUSAN MASALAH
-Apakah setiap benda memiliki ukuran yang berbeda-beda
-Bagaimanakah perbedaan ukuran suatu benda jika diukur dengan alat-alat yang berbea pula

·         TUJUAN
-untuk mengetahui kegunaan berbagai macam alat ukur
-untuk mengetahui ukuran setiap benda

·         MANFAAT
-memberikann tambahan ilmu bagaimana cara mengukur suatu benda dengan benar dan baik
-memberikikan pengetahuan macam-macam alat ukur dengan kegunannya masing-masing, serta dapat mengetahui berbagai ukuran benda


BAB 2
·         ALAT DAN BAHAN

1.     Tutup botol
2.    Kaleng
3.    Sepidol
4.    Botol
5.    Tempat pensil
6.    Buku tulis
7.    Penghapus pensil
8.    Penghapus papan tulis
9.    Penghapus tipex
10. Buku LKS
11.  Al-quraan
12. Batu
13. Kaleng roti
14. Gula pasir
15. Kotak kayu

·         CARA KERJA

1      siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengukur
2     mulailah mengukur masing-masing benda dengan alat yang telah disediakan sesuai dengan      kegunaannya masing-masing. Seperti contoh gunakan alat ukur mistar untuk mengukur panjang benda. Jangka sorong untuk mengukur kedalaman, diameter luar, diameter dalam, lebar. Mikrometer sekrup untuk mengukur ketebalan suatu benda.
3     Setelah melakukan pengukuran tulislah hasil dari pengukuran tersebut, untuk jangka sorong, dan mikrometer sekrup, tentukanlah sekala utama dan sekala noniusnya terlebih dahulu kemudian hitunglah hasilnya.Dan untuk neraca ohaus tentukan juga angka belakang, tengah, dan depan kemudian hitunglah jumlahnya.
4     Setelah selesai melakukan melakukan perhitungan, maka rapikanlah alat dan bahann yang telah digunakan tadi.



·         ANALISIS DATA
Horizontal Scroll: KEGUNAAN
1 Mengukur kedalaman, diameter dalam, diameter luar, dan panjang suatu benda.
2 Mengukur ketebalan suatu benda.
3 Mengukur masa benda.
Horizontal Scroll: ALAT
1 JANGKA SORONG



2 MIKROMETER SKERUP

3 NERACA OHAUS
 














BAB 3









·         KESIMPULAN
Dari peraktikum yang telah kami lakukan tenyata setiap benda memiliki ukuran yang berbeda-beda. Dan juga dengan kegiatan peraktikum diatas kami dapat mengenali berbagai macam alat ukur dengan kegunaannya masing-masing, seperti alat ukur jangka sorong yang tidak hanya bisa digunakan untuk mengukur diameter dalam, tapi juga bisa digunakan mengukur diameter luar, kedalaman , serta panjang suatu benda. Selain itu ada juga yang namanya mikrometer sekrub yang ternyata dapat digunakan mengukur ketebalan benda yang bahkan sangat tipis seperti rambut dan kawat. Terakhir adalah neraca ohaus yang hanya bisa digunakan untuk mengukur masa benda. Itulah kesimpulan yang kami dapatkan dari kegiatan  praktikum yang telah kami lakukan.
















·         GAMBAR HASIL PENELITIAN

Description: D:\Program files\CIMG3510.JPG

Description: D:\Program files\CIMG3502.JPG

Description: D:\Program files\CIMG3505.JPG

Description: D:\Program files\CIMG3508.JPGDescription: D:\Program files\CIMG3507.JPG

Description: D:\Program files\CIMG3528.JPGDescription: D:\Program files\CIMG3531.JPG
Description: D:\Program files\CIMG3508.JPG
Description: F:\Alat-Ukur-Industri.jpgDescription: F:\imagesd.jpg


Description: F:\index neraca.jpg

THE END



·         DAFTAR PUSTAKA

2.    http//www.google.com.lambang.smanl.2014
3.    kus sri martini.2010. laporan praktikum. surakarta: UNS Press

Laporan penelitian belimbing wuluh



LAPORAN PENELITIAN
TENTANG
BELIMBING WULUH
( Averrhoa bilimbi L. )

O
L
E
H

LIATISSANI EFTIKASARI
X IPA 1

SMA NEGERI 1 AIKMEL
Jln.PENDIDIKAN NO.35 AIKMEL LOTIM NTB
TAHUN AJARAN 2014/2015.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran allah swt atas rahmat dan karunia-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini..Laporan ini membahas “BELIMBING WULUH”
Tujuan penulisan pembuatan laporan ini untuk mengingatkan kepada para pembaca bahwa Belimbing Wuluh  memiliki banyak manfaat.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah membantu saya dalam mengerjakan laporan ini. Saya  juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberikan konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Tentunya saya sadar bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan keritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Mungkin hanya ini yang saya dapat berikan kepada pembaca dari hasil laporan ini. Karena itu saya berharap semoga laporan ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi kita bersama. Semoga laporan yang saya buat ini dapat membuat kita menuju kehidupan yang lebih baik lagi.

                               AIKMEL, 28 Februari 2015







i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A.Latar Belakang.............................................................................................................1
B.Tujuan..........................................................................................................................1
C.Manfaat........................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A.Definisi Belimbing wuluh..........................................................................................3
B. Nama lokal belimbing wuluh ...................................................................................3
C.Klasifikasi dan Morfologi Belimbing wuluh..............................................................4
D.Kandungan Gizi belimbing wuluh.............................................................................5
            E.Khasiat belimbing wuluh ...................................................................................5, 6, 7
            F. Alat dan bahan.......................................................................................................7, 8
            G. Cara membudidayakan belimbing wuluh......................................8, 9, 10, 11, 12, 13
           
BAB III. PENUTUP...........................................................................................................................14
    KESIMPULAN ..............................................................................................................................14
    LAMPIRAN.....................................................................................................................................15
    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................16

            ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Banyak tanaman di Indonesia yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat, namun belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh merupakan tumbuhan berjenis pepohonan yang hidup di ketinggian dari lima sampai 500 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, ia sudah mulai berbuah, yang setahunnya bisa mencapai 1.500 buah perpohon. Buahnya lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna kekuningan kusam, mengandung banyak air dan rasanya asam segar. Setiap musim belimbing, tanaman belimbing wuluh banyak menghasilkan buah, dikarenakan buahnya bergerombol. Bisa dimengerti, karena keasamannya ini kehadiran belimbing wuluh seakan terabaikan. Ia terhitung jarang ditanam apalagi sampai dikebunkan seperti belimbing manis. Sebab, kata kebanyakan penggemar tanaman buah, tanamannya saja tidak dapat diandalkan untuk ditanam di pekarangan sebagai sumber keteduhan. Padahal tanaman ini mudah ditanam dan diperbanyak.
Padahal secara tradisional tanama ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti mengobati batuk, batuk rejan, batuk untuk anak, reumatik, obat sariawan, obat jerawat, panu, gondongan, obat sakit gigi, mengobati darah tinggi, diabetes, pegal linu dst.

B. TUJUAN
            1. Untuk mengetahui khasiat dari belimbing wuluh
2. Untuk mengetahui apakah belimbing wuluh bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.


1
C. MANFAAT
1.Dapat memberikan solusi kepada semua orang tentang bagaimana cara mengolah belimbing wuluh agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2.Dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada para pemaca.
3.Hasil yang di peroleh di harapkan dapat membantu masalah yang di alami oleh para pembaca.


















2
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI BELIMBING WULUH
Belimbing Wuluh atau disebut juga Belimbing Sayur, Belimbing Asam atau Belimbing Buluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu. Belimbing wuluh atau belimbing sayur diduga berasal dari kepulauan Maluku dan kini tersebar keseluruh Indonesia dan negara-negara sekitar seperti Filipina, Myanmar, dan Srilanka.

B.NAMA LOKAL BELIMBING WULUH
3
C. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
v  Klasifikasi
ü  Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
ü  Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh )
ü  Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji )
ü  Divisi               : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
ü  Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
ü  Sub Kelas        : Rosidae
ü  Ordo                : Geraniales
ü  Famili               : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
ü  Genus               : Averrhoa
ü  Spesies             Averrhoa bilimbi L.

v  Morfologi
            Tanaman ini secara umum mempunyai tinggi yang bisa mencapai 10 m, dengan batang berukuran sedang (diameter sekitar 30 cm). Batangnya kasar benjol-benjol dengan percabangan sedikit yang cenderung mengarah ke atas. Cabang yang muda berambut halus seperti beludru dengan warna coklat muda. Daunnya berupa daun majemuk, menyirip ganjil dengan anak daun berjumlah 21 – 45 pasang. Anak daunnya bertangkai pendek dengan bentuk bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, dengan panjang 2 – 10 cm dan lebar 1 – 3 cm. Warna daun hijau, dengan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Bunganya berupa malai berbentuk kecil serupa bintang, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, dan berwarna ungu kemerahan. Buahnya berbentuk bulat lonjong bersegi dengan panjang 4 – 6.5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak (jika masak), rasa asam. Biji berbentuk bulat telur gepeng  (Dalimarta, 2004).




4
D.KANDUNGAN GIZI BELIMBING WULUH
v  Kandungan Gizi Belimbing sayur, belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing asam per 100 g bagian yang bisa dimakan :
* Kelembaban       :  94,2-94,7 g
        * Protein               : 0,61 g
        * Ash                    : 0,31-0,40 g
        * Fiber                   : 0.6g
        * Fosfor                : 11.1 mg
        * Kalsium              : 3.4 mg
        * Besi                    : 1,01 mg
        * Thiamine            : 0,010 mg
        * Riboflavin          : 0,026 mg
        * Karoten              : 0,035 mg
        * Ascorbic Acid    : 15,5 mg
        * Niacin                : 0,302 mg


E.KHASIAT BELIMBING WULUH

Selain dijadikan penyedap masakan dan campuran rujak, belimbing wuluh juga kerapkali digunakan sebagai obat tradisional. Berikut ini beberapa contoh cara memanfaatkan belimbing wuluh untuk pengobatan.
1. Belimbing Wuluh Mengobati Batuk
          Belimbing wuluh bisa dijadikan sebagai
obat batuk. Ambil bagian bunga, daun dan buah belimbing wuluh sebanyak satu genggam saja. Cuci bersih kemudian rebus dengan 4 gelas air bersama gula batu hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, airnya disaring dan diminum dua kali sehari secara rutin.
2. Mengatasi Batuk Rejan
          Untuk menyembuhkan batuk rejan, gunakan buah belimbing wuluh saja. Caranya ambil 10 buah buah belimbing wuluh kemudian remas-remas dan campur dengan 2 sendok air garam. Saring airnya dan diminum dua kali sehari. Atau bisa juga buah belimbing manis ini dijadikan sebagai manisan, kemudian dimakan.                                                                  5
3. Obat Batuk untuk Anak
          Khasiat Belimbing wuluh sebagai obat batuk memang tidak perlu diragukan lagi. Nenek moyang kita kerap menggunakannya sebagai
obat batuk anak. Bahan yang diperlukan adalah 1 genggam daun belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan 1 gelas air. Setelah dicuci bersih semua bahan ditim selama kurang lebih satu jam. Saring airnya dan minum 2 kali sehari sewaktu perut kosong.
4. Mengobati Rematik
          Daun dan buah Belimbing wuluh bisa digunakan untuk
obat rematik tradisional. Tentunya dicampur dengan bahan-bahan alami berkhasiat lainnya. Caranya, ambil 100gram daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 butir cengkeh dan 15 butir merica. Semua bahan digiling hingga halus kemudian tambahkan cuka secukupnya, aduk rata hingga membentuk adonan seperti bubur. Oleskan adonan ini ke bagian tubuh yang sakit sebagai param.

          Cara yang kedua menggunakan buahnya. Sediakan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh dan 15 butir lada hitam. Semua bahan digiling hingga halus kemudian campurkan dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Adonan tersebut digunakan untuk mengurut bagian tubuh yang sakit.
5. Obat Sariawan Tradisional
          Buah belimbing sayur ini juga sering digunakan sebagai
obat sariawan. Caranya, sediakan bahan-bahannya berupa 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas dan 3/4 jari pulosari. Semua bahan ditumbuk hingga halus dan campurkan dengan 3 sendok makan minyak kelapa. Saring airnya dan oleskan pada bagian mulut yang luka akibat sariawan.
6. Mengobati Panu
          Meski tidak mematikan, panu merupakan penyakit yang memalukan. Karena kulit yang terkena panu akan belang putih seperti zebra. Namun anda tidak perlu khawatir jika terkena panu karena bisa diatasi dengan ramuan berikut ini:
Tumbuk hingga halus 10 buah belimbing wuluh dan kapur sirih sebesar biji asam jawa. Aduk hingga tercampur rata. Ramuan tersebut dipakai untuk menggosok bagian tubuh yang terkena panu. Lakukan secara rutin 2 kali sehari dan lihat hasilnya.                                                      6
7. Mengobati Penyakit Gondongan
          Untuk mengobati penyakit gondongan, yang diperlukan adalah 10 ranting muda Belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir
bawang merah. Cuci bersih semuanya lalu ditumbuk hingga halus. Balurkan ramuan tersebut di tempat yang sakit.
8. Obat Sakit Gigi Tradisional
          Untuk membuat
obat sakit gigi tradisional caranya sangat mudah. Ambil beberapa buah belimbing wuluh lalu cuci hingga bersih. Kunyah buah belimbing wuluh tersebut bersama dengan garam secukupnya. Lakukan berulangkali hingga rasa sakit pada gigi hilang dengan sendirinya.
9. Mengobati Darah Tinggi
          Darah tinggi merupakan sesuatu yang berbahaya karena dapat memicu penyakit-penyakit yang lebih serius. Untuk menurunkan tekanan darah tinggi, ambil 3 buah belimbing wuluh kemudian dipotong menjadi 3 bagian. Rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Setelah dingin, airnya disaring dan diminum setelah sarapan pagi.
10.Mengobati Diabetes
          Cuci bersih 6 buah Belimbing wuluh kemudian dihaluskan. Rebus dengan dengan segelas air hingga mendidih dan tersisa setengahnya. Setelah dingin, airnya diminum dua kali sehari. Lakuakn secara rutin dan hindari makanan serta minuman dengan kadar gula tinggi.
11.Mengobati Pegal Linu
            1 genggam daun belimbing wuuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu di tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ke tempat yang sakit.             
F. ALAT DAN BAHAN
v  Alat:                               
- Sendok
- Mangkok
- Pisau
- Belender
- Kuas wajah
7
v  Bahan:
- 6 Buah Belimbing wuluh
- Air
- Bubuk belerang
- Jeruk nipis
v  Cara kerja:
- Cuci Buah Belimbing wuluh dengan menggunakan air sampai bersih.
- Potong Buah belimbing yang sudah di bersihkan tadi dengan ukuran yang kecil-kecil.
- Masukkan 6 Buah Belimbing wuluh yang sudah di potong  dan ½ sendok teh Bubuk belerang ke dalam belender lalu tambahkan air sedikit saja
- Haluskan semua bahan yang sudah di masukkan tadi sampai benar-benar halus
-Setelah halus, tuangkan ke dalam mangkok, lalu tambahkan 2 sendok makan air perasan jeruk nipis ke dalam bahan yang sudah halus kemudian aduk secara mrata.
- Setelah semuanya sudah siap, Oleskan ramuan tadi pada wajah yang berjerawat dengan mengunakan kuas wajah, tetapi bisa juga dengan menggunakan tangan.
-Lakuakn secara rutin 2 sampai 3 kali sehari.


G.CARA MEMBUDIDAYAKAN BELIMBING WULUH
Pembibitan
1) Persyaratan Benih
          Teknologi produksi bibit unggul Belimbing wuluh harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.


8
2) Penyiapan Benih
          Penyiapan bibit unggul Belimbing wuluh dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari biji-pembiakan generatif. Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji belimbing sebagai berikut:
  • Pilih buah belimbing yangg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
  • Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
  • Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.
  • Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
  • Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
    Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
  • Tentukan areal utk lahan persemaian di tempat yg strategis & tanahnya subur.
  • Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.                                                                                            
  • Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg  sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata.
  • Tancapkan tiang-tiang bambu setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
Cara menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
  • Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
  • Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.
9
  • Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan persemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
  • Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
  2. Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dlm air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
Pengendalian hama atau penyakit dgn cara memotong bagian yg terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yg dianjurkan.

Pemindahan Bibit
Pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.
Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
  • Luasan minimum yang diperlukan untuk operasional pembibitan adalah 2.000 m 2 , yang dapat menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbing di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah &  memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
2) Pembukaan Lahan
  • Tentukan areal lahan yang strategis & subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang telah diolah pupuk kandang yang matang & halus sebanyak 2 kg/m sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, & dirapikan dengan alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
  • Penentuan jarak tanam & pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgn pola tanam dlm bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif.
2) Pembuatan Lubang Tanam
  • Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedlm 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setlah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgn pupuk kandang ayam dgn perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah & pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang.




11
3) Cara Penanaman
  • Lubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setlah itu baru ditanami. Bila yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam penyerbukannya.

Panen Buah Belimbing
  • Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan & iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setlah bunga mekar. Ciri buah belimbing yg sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang & warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.
Cara Panen Belimbing
  • Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.
Periode Panen
  • Periode panen buah Belimbing wuluh , umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setlah tanam. Pembungaan & pembuahan Belimbing wuluh dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.                                                                                                                         12
Prakiraan Produksi
  • Potensi hasil/produksi buah Belimbing wuluh varietas unggul yangg ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif dapat mencapai antara 150–300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per-hektar antara 250–400 pohon dengan produktivitas 150–300 buah/pohon & berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton.
Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:
  • Kumpulkan buah belimbing wuluh di suatu tempat atau ruangan yg teduh. Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan & ukuran yg seragam. Pisahkan (buang) buah yg rusak, cacat atau diserang hama & penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yg mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus). Simpan buah belimbing dlm wadah & ruangan (tempat) yg dingin utk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C. Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgn plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net. Masukkan buah belimbing ke dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton yg bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yg sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan. Buah Belimbing wuluh dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal. 






13
BAB III
PENUTUP
KESIMPILAN
            Berdasarkan dari data yang saya peroleh dapat disimpulkan bahwa Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki banyak sekali manfaat dan khasiat dalam kehidupan sehari-hari seperti mengobati pegal linu, maupun sakit gigi dan batuk. Ternyata belimbing wuluh juga mengandung protein dan kalsium, dimana kandungan itu sanga berpengaruh terhadap tubuh kita terutama protein. Belimbing wuluh juga terkenal sebagai belimbing asam dan di sebut juga sebagai belimbing sayur. Karena ternyata belimbing wuluh bisa di buat sebagai sayur-sayuran daripada Belimbing manis. Walaupun Belimbing wuluh lebih asam dari Belimbing manis, namun ternyata Belimbing Wuluh sagat kaya akan khasiat, kandungan gizi dan juga sangat membantu dalam kehidupan shari-hari.















14
LAMPIRAN
         

         

                          
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
Dharma, A.P. (1987). Indonesian Medicinal Plants [Tanaman-Tanaman Obat Indonesia]

















16