Jumat, 18 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR



 



PENYUSUN :
1.    LIATISSANI EFTIKASARI (KETUA KELOMPOK)
2.    APRIANI UTAMI
3.    BAIQ NANI ARLIANI KARHI
4.    HASTUTI WAHIDA PUTRI
5.    JUHAELI HARNI
6.    NURUL AIDA MUSAFFA
7.    SATRIAWANDI


SMA NEGERI 1 AIKMEL
Tahun Pelajaran 2014/2015


A.    Tujuan Percobaan
Untuk menentukan syarat - syarat keseimbangan benda tegar
B.     Landasan Teori
Keseimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan nol. Keseimbangan bisa terjadi pada
1.      Benda yang diam (statik), contoh: semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan dan lain-lain.
2.      Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom.
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya.
Keseimbangan benda tegar/titik berat adalah kondisi dimana suatu benda berada dalam keseimbangan rotasi (artinya benda tersebut tidak mengalami rotasi/pergerakan). (retnopalupi, 2013)
Keseimbangan benda tegar di bedakan menjadi dua:
1.      Keseimbangan partikel. Partikel adalah benda yang ukurannya dapat di abaikan dan hanya mengalami gerak translasi.
2.      Keseimbangan benda.
Syarat keseimbangan benda tegar adalah  ∑F= 0 dan ∑T= 0  ∑F= 0 adalah syarat kesetimbangan translasi dan ∑T= 0 adalah syarat kesetimbangan rotasi. (Anonimus, 2013)
Keseimbangan benda tegar berasal dari persamaan hukum I Newton. Jika benda dipengaruhi gaya yang jumlahnya nol ∑ F = 0 maka benda akan lembam atau seimbang translasi. Syarat itulah yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah benda tegar itu seimbang. Dari syarat itulah maka berlaku persamaan :
∑ F = 0 dan
∑ τ = 0
Momen Gaya atau torsi (τ) merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besar momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang saling tegak lurus. Dari definisi tadi dapat dirumuskan :
τ = F . d ; atau          ket : τ = Momen Gaya (Nm)
τ = F . d sin θ                    F = Gaya yang bekerja (N)
                                          d = Panjang lengan (m)
                                          θ = Sudut kontak
(inodevino, 2011)

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
·      4 batang besi
·      Statif
·      Gunting
·      2 buah dynamometer
·      Penggaris
2.      Bahan
·  tali
·  5 buah beban

D.    Prosedur Kerja

1)      Siapkan alat dan bahan dan rangkailah sesuai prosedur
2)      Ukurlah massa beban yang akan di gunakan (biasanya sudah di ketahui massanya pada beban itu)
3)      Berilah benang tepat pada tengah-tengah batang besi sampai seimbang
4)      Kemudian ikatlah pada ujung statif
5)      Berilah beban pada ujung kiri dan kanan batang besi tersebut (harus dengan keadaan seimbang)
6)      Gantunglah beban yang sama berat pada dinamometer yang sudah diikat pada kedua lengan batang besi dan atur agar beratnya seimbang
7)      Ulangi langkah ke 6 tetapi dengan beban yang bervariasi
8)      Aturlah dynamometer pada kedua lengan agar benar-benar seimbang
9)      Catatlah hasil pengmatan kalian pada tabel pengmatan.

E.     Data Hasil Percobaan
No
Fkiri (N)
Fkanan
(N)
lkiri
(m)
lkanan (m)
τkiri (Nm)
τ kanan (Nm)
Δτ (Nm)
1
0,5
0,5
0,1
0,1
0,05
0,05
0
2
1
0,5
0,05
0,1
0,05
0,05
0
3
1
1
0,1
0,1
0,1
0,1
0
4
1,5
1
0,06
0,09
0,09
0,09
0
5
1,5
0,5
0,04
0,1
0,06
0,05
0,01




F.      Analisis Data
Percobaan 1
·         Massa beban kiri 50 gr
·         Masa beban kanan 50 gr
di dapatkan:
·         Fkiri   = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
·         Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
·         lkiri =  0,1 m (di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat besi di gantungkan)
·         lkanan =  0,1 m (di ukur dengan menggunakan penggaris dari titik pusat besi di gantungkan)
·         τkiri       =  F x l = 0,5.0,1 = 0,05 Nm
·         τkanan      =  F x l = 0,5.0,1 = 0,05 Nm
·         Δτ = τkiri -  τkanan  = 0,05 – 0,05 = 0 Nm     
Percobaan 2
·         Massa beban kiri 100 gr
·         Masa beban kanan 50 gr
·         Fkiri   = m.g = 0,1.10 = 1 N
·         Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5 N
·         lkiri      =  0,05 m
·         lkanan  =  0,1 m
·         τkiri       =  F x l = 1.0,05= 0,05 Nm
·         τkanan      =  F x l = 0,5.0,1 = 0,05 Nm
·         Δτ = τkiri -  τkanan  = 0,05 – 0,05 = 0 Nm
Percobaan 3
·         Massa beban kiri 100 gr
·         Masa beban kanan 100 gr
·         Fkiri   = m.g = 0,1.10 = 1 N
·         Fkanan  = m.g = 0,1.10 = 1 N
·         lkiri      =  0,1 m
·         lkanan  =  0,1 m
·         τkiri       =  F x l = 1.0,1  = 0,1 Nm
·         τkanan      =  F x l = 1.0,1 = 0,1 Nm
·         Δτ = τkiri -  τkanan  = 0,1 – 0,1 = 0 Nm
Percobaan 4
·         Massa beban kiri 150 gr
·         Masa beban kanan 100 gr
·         Fkiri   = m.g = 0,15.10 = 1,5 N
·         Fkanan = m.g = 0,1.10 = 1  N
·         lkiri      =  0,06 m
·         lkanan  =  0,09 m
·         τkiri       =  F x l = 1,5.0,06  = 0,09 Nm
·         τkanan      =  F x l = 1.0,09 = 0,09 Nm
·         Δτ = τkiri -  τkanan  = 0,09 – 0,09 = 0 Nm
Percobaan 5
·         Massa beban kiri 50 gr
·         Masa beban kanan 50 gr
·         Fkiri   = m.g = 0,15.10 = 1,5 N
·         Fkanan = m.g = 0,05.10 = 0,5  N
·         lkiri      =  0,04 m
·         lkanan  =  0,1 m
·         τkiri       =  F x l = 1,5.0,04  = 0,06 Nm
·         τkanan      =  F x l = 0,5.0,1 = 0,05 Nm
·         Δτ = τkiri -  τkanan  = 0,06 – 0,05 = 0,01 Nm

G.    Pembahasan
1.      Pada percobaan pertama besi diberikan beban dengan berat yang sama yaitu 50 gr (0,5 N), didapatkan panjang lengan yang sama pula setelah dihitung menggunakan penggaris dari titik poros  yaitu 0,1 m dan momen kiri maupun kanan 0,05 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti percobaan kedua sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan sigma tau sama dengan nol.
2.      Pada percobaan kedua diberikan beban dengan berat F kiri = 1 N dan F kanan = 0,5 N, didapatkan lengan yang berbeda l kiri = 0,05 dan l kanan = 0,1 . momen gaya lengan kiri maupun lengan kanan = 0,05 sehingga didapatkan Δτ = 0. Hal ini berarti percobaan kedua sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan sigma tau sama dengan nol.
3.      Pada percobaan ketiga digantungkan beban dengan berat yang sama antara kiri maupun kanan sebesar 1 N, didapatkan panjang lengan yang sama pula baik kiri maupun kanan = 0,1 m, sedangkan momen gaya kiri dan kanan sama besar yaitu 0,1 sehingga Δτ = 0. Hal ini berarti percobaan ketiga sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan sigma tau sama dengan nol
4.      Pada percobaan keempat diberikan beban dengan berat F kiri = 1,5 N dan F kanan = 1 N, didapatkan lengan yang berbeda l kiri = 0,06 dan l kanan = 0,09 . momen gaya kiri dan kanan = 0,09 sehingga didapatkan Δτ = 0. Hal ini berarti percobaan keempat sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan sigma tau sama dengan nol.
5.      Pada percobaan kelima diberikan beban dengan berat F kiri 1,5 N dan F kanan = 0,5 N, didapatkan lengan dengan panjang l kiri =0,04 dan l kanan 0,1 dan momen gaya kiri = 0,06 sedangkan untuk momen gaya kanan = 0,05, sehingga didapatkan Δτ = 0,01. Hal ini berarti percobaan kelima tidak  sudah sesuai dengan teori keseimbangan benda tegar yang menyatakan sigma tau sama dengan nol. Ini dikarekan kurangnya ketelitian ketika melakukan percobaan.
H.    Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berat beban mempengaruhi panjang lengan beban dimana berat beban berbanding terbalik dengan panjang lengan, semakin berat beban yang digantungkan maka lengan beban semakin mendekati poros. Sehingga benda dikatakan seimbang apabila mempunyai resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik setimbang sama dengan nol.

I.       Saran
Ketika melakukan percobaan keseimbangan benda tegar membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi dan kejelian dalam menentukan apakah benda tersebut sudah seimbang atau belum. Oleh karena itu, bagi teman-teman yang ingin melakukan percobaan, di sarankan agar meningkatkan ketelitian.
           
           








LAMPIRAN
              Dinamometer yang telah digantungkan beban
Proses mengganungkan besi

Pengukuran lengan beban
Menganalisi keseimbangan besi





DAFTAR PUSTAKA