LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA
MENENTUKAN
TITIK BERAT
PENYUSUN
:
1. LIATISSANI
EFTIKASARI (KETUA KELOMPOK)
2. APRIANI
UTAMI
3. BAIQ
NANI ARLIANI KARHI
4. HASTUTI
WAHIDA PUTRI
5. JUHAELI
HARNI
6. NURUL
AIDA MUSAFFA
7. SATRIAWANDI
SMA
NEGERI 1 AIKMEL
Tahun
Pelajaran 2014/2015
A.
Tujuan
Menentukan
letak titik berat bidang homogen baik yang teratur maupun yang tidak teratur.
B.
Landasan Teori
Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap
partikel mempunyai massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan
titik berat yang berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing-masing
mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn
dengan resultan gaya berat w. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang
terdiri atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya
berat inilah yang disebut titik berat (Zo). (Setya Nurachmandani, 2009)
Resultan dari gaya berat masing-masing
partikel itulah yang kemudian disebut dengan berat benda (W). (Tri Widodo,
2009)
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki
pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari
benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu benda tidak
dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit
dengan letak titik beratnya. (Anonimus, 2012)
Titik berat suatu benda adalah
suatu titik pada benda tersebut atau di sekitar benda tersebut di mana berat
semua bagian benda terpusat pada titik tersebut.
Apabila suatu benda homogen (kerapatan sebagian
benda sama atau benda tersusun dari bahan sejenis) dan bentuk benda simetris
(misalnya persegi, persegi panjang, lingkaran) maka titik berat benda berhimpit
dengan pusat massa benda yang terletak di tengah-tengah benda tersebut. Untuk
segitiga, pusat massa terletak pada 1/3 h, di mana h = tinggi segitiga.
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat
suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat
gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja
menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu
pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain
titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut
ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a. Titik
berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang
seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b. Titik
berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan
maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c. Titik
berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan
beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya
teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat
diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat
lingkaran. (Dahlia Sylviana, 2015)
Rumus
Titik Berat
Jika bentuk benda simetris dan benda homogen maka
titik berat berhimpit dengan pusat massa benda, di mana titik berat dan pusat
massa terletak di tengah-tengah benda tersebut. Sebaliknya jika benda homogen
tetapi tidak simetris maka posisi titik berat benda dapat ditentukan
menggunakan rumus berikut :
Koordinat
titik berat benda pada sumbu x :
Xo
Koordinat
titik berat benda pada sumbu y :
Yo
Keterangan:
x = titik tengah benda pada sumbu x,
x = titik tengah benda pada sumbu x,
y
= titik tengah benda pada sumbu y,
A
= luas benda
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
ü Statif
ü Gunting
ü Penggaris
ü Silet
ü Pemberat
ü pensil
2. Bahan
ü kardus
ü Tali
D.
Prosedur Kerja :
1. Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Buatlah
4 pola beraturan yang berbeda, dan 1 tidak beraturan pada kardus,
3. Gunting
kardus sesuai dengan pola yang telah dibentuk,
4. Buatlah
3 lubang pada pinggir pinggir kardus dengan 3 titik yang berbeda,
5. Gantungkan
beban pada tali, lalu pasang pada statif,
6. Gantung
kardus di depan tali yang di beri beban pada statif,
7. Tarik
garis lurus dari lubang ke tali, sehingga di dapatkan perpotongan dari ketiga
garis yang ada,
8. Lakukan
langkah ke 6 dan 7 pada titik yang berbeda,
9. Ukur
koordinat X0 dan Y0
dari titik tengahnya,
10. Catat
hasilnya pada tabel.
E.
Data Hasil Percobaan
Tabel
data pengamatan titik berat
NO
|
BENDA
|
X0
|
Y0
|
1
|
Persegi
|
5 cm
|
5 cm
|
2
|
Persegi dan lingkaran
|
6,25 cm
|
7,8 cm
|
3
|
Persegi dan segitiga
|
9,3 cm
|
6,4 cm
|
4
|
Segitiga dan lingkaran
|
6,3 cm
|
7,6 cm
|
5
|
Bintang
|
3,7 cm
|
2,7 cm
|
F.
Analisis Data
1. Persegi
panjang sisi 10 cm, karena persegi lebar sisi sama
dengan panjang sisi
X1
=
=
5 cm
Y1
=
=
5 cm
A1 = 10
=
100 cm2
Y0
=
=
5
X0
= =
=
5
2. Segitiga
dan setengah lingkaran
a.
Segitiga :
·
Alas : 12,5 cm
·
Tinggi : 12 cm
X1
=
= 6,25 cm
Y1
=
= 4 cm
A1 =
= 72 cm2
b.
Lingkaran
·
Jari jari : 12,5 cm
X2 =
= 6,25 cm
Y2 =
=
= 2,65 cm
A2 = r2
=
2
=
3,14 39,0625
= 122,6525
= 61,33 cm2
X0 =
=
=
=
= 6,25
Y0 =
=
=
= 3,38
3. Segitiga
dan persegi
a.
Persegi
·
Panjang : 13 cm
·
Lebar : 13 cm
X1 =
= 6,5 cm
Y1 =
= 6,5 cm
A1 =
= 169 cm2
b. Segitiga
·
Alas : 13 cm
·
Tinggi : 12,5 cm
X2 =
= 6,5 cm
Y2
=
= 4,17 cm
A2
=
=
= 81,25 cm2
X0 =
=
=
=
6,5
Y0 =
=
=
= 5,44
4. Persegi
panjang dan setengah lingkaran
a.
Persegi panjang
·
Panjang : 12,5 cm
·
Lebar : 10 cm
X1
=
= 6,25 cm
Y1 =
=
=
= 2,65 cm
A1 = 12,5
= 125 cm2
b. Lingkaran
·
Jari – jari : 6,5 cm
X2 =
12,5
= 6,25 cm
Y2 =
= 5 cm
A2
= 2
= 2
= ,0625
=
= 61,33 cm2
X0 =
=
=
=
= 6,25
G.
Pembahasan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan
untuk menentukan letak titik berat bidang homogen baik teratur maupun tidak
teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga buah titik secara sembarang
sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis akan berpotongan
dimana untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan cara
meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak
bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan apabila
benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan tidak
seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang
terdiri dari dua atau lebih bidang datar.
Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik
berat apabila benda dalam keadaan seimbang ketika diletakkan diatas salah satu
jari dimana letak jari tepat pada perpotongan
ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah satu jari
dimana letak jari tidak pada perpotongan ketiga garis benda tersebut
bergelayutan.
Menentukan titik berat suatu bidang homogen yang
teratur tidak hanya dengan percobaan tetapi juga dapat dilakukan dengan
menghitung yaitu menentukan koordinat titik berat benda tersebut. Untuk mencari
koordinat titik berat benda dapat dilakukan dengan cara mencari nilai titik
tengah pada sumbu x dan y yang didapatkan dengan cara mengalikan nilai x dengan
luas kemudia dibagi dengan jumlah luas benda, sedangkan untuk nilai y
didapatkan dengan cara mengalikan nilai y dengan luas kemudian dibagi dengan
jumlah luas benda tersebut. Begitu juga dengan benda yang terdiri dari dua
bidang datar dimana masing – masing bidang diwakili dengan nilai x dan y yang
berbeda dan juga luas yang berbeda. Sedangkan untuk ketebalan benda diabaikan.
Pada percobaan pertama untuk bidang persegi data
hasil percobaan dengan data hasil hitung didapatkan data yang sama sedangkan
untuk percobaan kedua sampai keempat yang menggunakan benda yang terdiri dari
dua bidang datar didapatkan data hasil percobaan dengan data hasil hitung tidak
sama hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti ganguan dari
luar dan gangguan dari dalam.
Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan
data hasil hitung yang bersumber dari luar diantaranya seperti adanya gangguan
angin saat melakukan percobaan, hal ini mengakibatkan kurangnya konsentrasi
seseorang saat melakukan perboaan, sedangkan untuk gangguan dari dalam yaitu
seperti kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku, hal ini akan mengakibatkan
kurang tepatnya data yang didapatkan, sehingga data hasil percobaan dengan data
hasil hitung akan berbeda.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran
titik berat dapat di lakukan dengan dua cara yaitu percobaan danpenghitungan.
Dimana percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja. Sedangkan penghitungan
dapat di lakukan dengan cara mencari koordinat x dan y menggunakan rumus dimana
koordinat tersebut merupakan titik berat.
Apabila data hasil percobaan dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini
di karenakan oleh beberapa faktor, seperti gangguan angin dan kurangnya
ketelitian saat melakukan percobaan.
I. Saran
Bagi teman-teman yang ingin melakukan praktikum
sebaiknya dilakukan di tempat yang tenang agar konsentrasi saat melakukan
percobaan tidak terganggu dan juga sebaiknya meningkatkan ketelitian ketika
melakukan percobaan agar didapatkan data yang sama dari data hasil percobaan
dengan data hasil hitung.
LAMPIRAN
Kardus yang sedang di
ukur untuk membuat pola
Kardus yang sedang di
potong
Kardus yang sedang di
berikan lubang
Kardus yang sedang di
gantungkan pada statif tepat di depan benang yang di gantungkan beban untuk
mendapatkan titik perpotongan garis.
Benda dalam keadaan
seimbang.
Benda yang sudah terdapat titik potong garis
tengahnya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/New%20folder/Laporan%20Praktikum%20Titik%20Berat%20_%20Dahlia%20Sylviana%20%E3%83%84.html
Widodo, Tri. 2009. Fisika
untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional (BSE).
Nurachmandani,
Setya. 2009.Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
(BSE).
kok fotonya ga ada bos
BalasHapusMantull
BalasHapusFotonya kok gak ada
BalasHapus